Berikut ini jenis jenis baut yang sering digunakan,
Baut Biasa
Baut ini paling banyak ditemukan. “Warna kuning materialnya berasal dari besi biasa yang disepuh, otomatis kurang kuat menahan karat.
Bentuk kepalanya bermacam-macam. Umum dijumpai berbentuk segi enam biasa, jenis lain menggunakan topi di kepala baut, ada juga yang menggunakan obeng min atau kembang untuk aplikasinya. Beragam perbedaan ini tergantung penempatannya. Karena terbuat dari besi biasa, untuk jangka waktu lama, baut ini harus diperiksa.
Baut Bumper
Bentuknya menyerupai baut pada umumnnya, hanya saja kepalanya bulat polos seperti jamur. Ukuran diameter juga tidak terlalu besar, mulai 6 mm hingga 14 mm. “Dinamakan begitu karena biasa dipakai pada bagian bumper yang tidak sering dibongkar pasang,” urai Acun, panggilan Suryanto.
Otomatis material harus terbuat dari stainless agar daya tahannya lama. Di bagian leher, terdapat segi empat yang berfungsi sebagai pengunci. Jadi bagian mur yang berfungsi untuk mengencangkannya. Dibuat seperti ini karena saat pemasangan hanya 1 sisi yang mampu dijangkau oleh kunci.
Baut Flange
Material baut ini beragam, mulai dari besi biasa hingga baja hitam yang lebih awet. Terdapat topi di bagian leher yang berfungsi sebagai pengganti ring. Fungsi mirip dengan baut orisinal yang sudah terdapat ring, hanya saja penggunaannya lebih praktis.
Biasa digunakan untuk mengikat di beragam bagian, mulai dari komponen mesin hingga bodi agar lebih kuat, namun tetap terlihat rapi.
Baut L
Baut jenis ini jadi favorit karena bentuknya lebih simpel dan rapi. Juga meningkatkan eksklusivitas tunggangan. Banyak terpakai pada bagian bodi kendaraan dan aksesori, terutama mobil jip. Biasanya terdapat di over fender, aksesori yang terpasang hingga engsel pintu.
Menggunakan baja sebagai bahan dasar, daya tahannya menjadi pertimbangan utama karena lebih tahan serangan karat. Sesuai namanya, menggunakan baut jenis ini harus menggunakan kunci L. Keuntungan lain memakai kunci L, mencegah tangan jahil yang berkeliaran.
Mur dan Baut Roda
Khusus untuk bagian roda, umumnya pabrikan mobil mengandalkan mur dengan grade 8.12. Artinya baut dan mur ini memiliki durabilitas mumpuni, kuat meski suhu mencapai di atas ambang normal. Kemudian perhatikan ulirnya. Umumnya jarak tiap ulir 1,25 mm, berfungsi agar lebih kuat menahan beban saat roda berputar.
Harga dipatok sesuai dimensi baut dan mur. Pemasangannya perlu memperhatikan jenis mur bawaan pabriknya.
Baut Orisinal
Dinamakan begitu karena sudah terpasang dari masing-masing pabrikan. Materialnya dari baja putih yang tahan karat. Sudah terdapat 2 buah ring untuk menjaga tingkat kekencangan. Ukurannya bervariasi menyesuaikan masing-masing pabrikan.
Biasa terdapat di beberapa bagian mesin yang jarang dilepas pasang, contohnya pada setelan kekencangan alternator atau kompresor AC. Melihat fisiknya, tampak kualitas buatan dan material lebih halus dari baut biasa. Karena itu harga di pasaran lebih tinggi dibanding baut biasa.
Mur
Sebagai pasangan baut, mur mutlak tahu betul kapasitas baut. Artinya, berapa diameter dan jarak ulir baut, mur harus menyesuaikan diri. “Mencegah ulir dol, saat dikencangkan tahap awal dengan tangan, mur harus mudah diputar,” jelas Acun yang berdagang mur dan baut sejak 3 tahun lalu.
Bentuknya berbeda-beda. Banyak tersedia mur biasa berbentuk segi enam, juga jenis lain dengan topi. Berfungsi agar kekencangan pengikatan lebih kuat. Khusus untuk mur tie-rod, bentuknya seperti bidak benteng catur. Gunanya untuk tempat spi pengunci.
Baut Mesin
Kondisi suhu tinggi pada komponen blok mesin, mengharuskan pemakaian baut dan mur sesuai kebutuhan. Sama halnya dengan mur roda, baut dan mur buat mengikat komponen blok mesin harus mengandalkan grade 8.12. Bahan material minimal menggunakan baja hitam. Memang ada yang mengaplikasi baut dengan grade lebih rendah, 8.8, hanya untuk beberapa mobil lawas macam Toyota Kijang Super.
Bentuk ulir juga terlihat beda. Biasanya kepala menggunakan kunci L. Pada beberapa bagian mesin ada yang membutuhkan jenis baut tertentu. Bodi berbentuk polos di pangkal, serta ulir berada di bagian tengah sampai ujung baut. Kerapatan antar ulir biasanya berjarak 1,5 mm.
Cara Baca
M10x55-1,5-8.8
M = ukuran baut dalam metric
10 = diameter baut dalam millimeter
55 = panjang baut daari leher sampai ujung
1,5 = jarak ulir baut
8.8 = grade atau kelas baut
sumber : http://www.supplierbaut.com/article_...?id_berita=163